ITB: Sang Gajah yang Pantas Diperjuangkan

Halo semuanya! Jadi ini adalah post pertama saya di blog ini. Tentunya akan ada banyak kekurangan, jadi harap dimaklumi ya hehe. Post ini akan bercerita tentang usaha dan perjuangan saya untuk diterima di kampus "Gajah" Bandung (Bukan yang jogja ya hehe).



Dari mana sih tahu soal ITB?
Semua ini bermula dari saat saya masih SD. Iya, SD hehe. Saya punya keluarga di Kota Bandung (bisa dibilang banyak keluarga di situ sih hehe). Setiap tahun baru, saya, adik saya, dan kedua orang tua saya akan pergi ke Bandung untuk merayakannya. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2008 sampai 2010. Suatu ketika saya mendengar salah seorang dari mereka (udah lupa siapa yang bilang, pokoknya dari keluarga besar hehe) tentang ITB. Saya penasaran, itu arti singkatannya apa sih? Saya yang masih kecil hanya terdiam dan menyimpan hal itu. 

Di jalan pulang dari Bandung, saya menyempatkan diri untuk bertanya sama papa. Papa bilang ITB itu artinya Institut Teknologi Bandung. ITB adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terbaik di Indonesia. Begitu saya ingat papa menjawab. Papa juga bilang hanya orang hebat yang bisa belajar disitu. Wah! Saya dalam hati berpikir apa saya bisa masuk kesitu ya? Papa bilang aku bisa masuk ke situ kalau aku belajar dengan giat. Sontak diriku yang masih kecil senang dong dengernya hehe. Saya mau membahagiakan mama papa yang selama ini sudah merawat dan menjagaku, pikir diri kecilku.
Jadi, dari situlah saya mulai tertarik dan terobsesi dengan kampus gajah di kota kembang ini hehe. 


Terus, kelanjutannya gimana?
Fast froward ke masa SMP, saat kelas delapan, saya punya 3 orang teman dekat. Sebut saja N, S, dan G hehe. Kami selalu bermimpi untuk bisa masuk dan berkuliah di ITB. Tentunya kami sangat bersemangat dan berusaha untuk mempertahankan mimpi itu. S ingin mengambil program studi yang berhubungan dengan komputer atau informatika di ITB, nah untuk N dan G saya lupa mereka tertarik ke bidang apa hehe.

Sekolah saya saat SMP ini adalah sekolah swasta. SMAnya juga terletak di tempat yang sama dengan SMPnya, jadi saya memiliki pilihan untuk tetap bersekolah di situ sampai SMA, atau pindah ke sekolah lain. Saya memikirkan cara untuk dapat menggapai kampus impian saya. Banyak orang bilang, kalau mau masuk PTN itu SMAnya lebih baik negeri, dan kalau bisa yang favorit juga. Alhasil, setelah melakukan banyak pertimbangan bersama kedua orang tua saya, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan SMA di SMA Negeri 5 Kota Bekasi (walau awalnya saya ragu karena pertama kalinya mendapat teman baru setelah sekitar 9 tahun bersekolah di sekolah yang sama wkwkw btw sekolah saya saat sd - smp itu swasta yah). Dengan ini, saya sangat berharap untuk dapat mewujdukan impian saya menjadi mahasiswa di kampus gajah bandung.


Penampakan SMA tercinta saya hehe

Gimana sih perjuangan di masa SMA?
NAH INI. Kalau ada orang yang bilang masa SMA adalah masa terindah, saya pastikan bahwa dia benar 1000000000000000000000% (kebanyakan ya? hehe). Di SMA kita akan menemukan jati diri kita. Apa yang kita inginkan dan mau ke manakah kehidupan kita dibawa.

Nah jadi, saat saya masuk kelas 10, saya cuma kenal dengan 1 orang (karena dia dari SMP yang sama dengan saya). Tentunya pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) saya sangat gagu dan kebingungan hehe. Saya juga sempet salah masuk ruangan karena saya pikir nama saya tidak ditulis di depan kelas manapun. Saya pun dimasukkan ke dalam salah satu kelas oleh kaka OSIS. Singkat cerita, selama MPLS kita dibina untuk beradaptasi dengan budaya sekolah, dan yang paling saya tunggu adalah tes penempatan IPA/IPS.

Ya, tes ini saya tunggu karena ini akan menentukan apakah saya bisa masuk ke ITB atau tidak (saya dulu hanya tahu bahwa ITB itu untuk anak IPA wkwk). Saya merasa performa saya saat tes tidak terlalu baik, tapi tidak terlalu buruk juga. Puji Tuhan, saya mendapatkan penempatan di kelas 10 IPA 5.

Di kelas 10, saya fokus untuk beradaptasi pada budaya baru sekolah. Karena sangat berbeda dengan masa SMP ternyata wkwkw. Saat kelas 10 nilai saya tidak tinggi tinggi amat kok. Malah masih banyak yang remed saat itu huhu. Saya juga mengikuti lomba pidato, olimpiade bahasa inggris di Universitas Brawijaya, dan menjadi salah satu dari banyak orang yang karyanya dimuat dalam buku Aku Penulis Kecil yang bekerja sama dengan pemerintah kota Bekasi. Oh iya, di kelas 10 saya sudah mengetahui tentang jalur SNMPTN dan SBMPTN. Jadi, saya sebisa mungkin membuat grafik nilai saya terlihat bagus dan memiliki sertifikat sebagai pendukung.

Di kelas 11, saya mulai fokus meningkatkan nilai. Saya juga sempat mengikuti olimpiade matematika tingkat kota Bekasi, walau hanya mendapat juara harapan 3 hehe. Singkat cerita, kelas 11 saya dilalui dengan baik hehe. Puji Tuhan ada peningkatan nilai yang signifikan dari kelas 10.


Di kelas 12, saya sangat amat memaksimalkan waktu belajar saya untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Saya diikutkan les Gan*sha Op*ration oleh orang tua saya. Saya memanfaatkan semua fasilitas yang saya punya. Puji Tuhan, di kelas 12 saya mendapatkan nilai yang sangat memuaskan.

Perlu diketahui, pembelajaran di kelas 12 hanya terfokus pada semester 5. Tentu, di semester 6 juga ada proses belajar mengajar, namun sangat sedikit dan tidak terlalu fokus seperti semester 1 - 5. Persiapan menghadapi ujian praktek, USBN, dan UNBK mengisi hari hari kami di sekolah yang tinggal sebentar lagi. 

Tanggal 4 Februari sampai 24 Februari pendaftaran SNMPTN resmi dibuka. Di sini saya deg degan banget sih WKWKWK. Apakah saya bisa masuk ke kampus saya dambakan atau tidak huhu. Kebetulan saya berminat sekali dengan Jurusan Teknik Fisika di ITB. Awalnya saya mengincar teknik sipil, tapi karena ada orang di sekolah saya yang nilainya lebih tinggi dari saya dan mengincar FTSL ITB, saya akhirnya mempertimbangkan, dan memilih FTI ITB dengan peminatan Teknik Fisika. Dipilhan kedua, saya memilih FTTM ITB dengan peminatan Teknik Pertambangan.

Saya hanya bisa berserah kepada Tuhan apakah impian saya dapat menjadi kenyataan atau tidak. Seluruh usaha yang saya lakukan saya dedikasikan untuk saat ini. Apapun yang terjadi, saya berserah. 

Tanggal 22 Maret 2019, saat itu saya masih mengikuti USBN. Jam satu siang, pengumuman SNMPTN dibuka. Mama papa berpesan pada saya agar kami melihatnya bersama sama. Saya sudah sampai rumah pukul satu siang. Mama papa saya sedang berjualan di warung pasar kompleks dekat rumah. Hati saya tergerak untuk membuka pengumuman itu.

Saya memutuskan untuk membuka itu tanpa didampingi kedua orang tua saya. Saya tarik napas dalam dalam, memasukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir saya. Saya skrol ke bawah dan hasilnya adalah ...


SAYA LULUS SNMPTN DI ITB. SAYA TIDAK PERCAYA BISA MEWUJUDKAN IMPIAN SAYA. DENGAN PRESTASI YANG PAS PASAN SAYA BISA MEWUJUDKAN IMPIAN MASA KECIL SAYA. JUJUR SAYA MENANGIS WAKTU MEMBACANYA. PUJI TUHAN SAYA BERHASIL MERAIHNYA.

Saya segera menelpon kedua orang tua saya dan memberitahu kabar gembira ini. Kedua orang tua saya mengucapkan selamat dan puji pujian kepada Tuhan. Saya yang sudah sangat berserah tentunya sangat bahagia menerima kabar ini.Seluruh keluarga besar saya juga mengucapkan selamat dan mengadakan syukuran setelah saya menyelesaikan ujian nasional.

Perjuangan yang saya lakukan selama tiga tahun tidak sia sia dan membuahkan hasil pada akhirnya. Kisah ini bukanlah untuk menyombongkan diri atau berusaha meninggikan ego. Saya menceritakan kisah ini sebagai inspirasi pada adik adik di luar sana yang mendambakan untuk berkuliah di kampus gajah duduk ini dan sebagai bukti bahwa dengan usaha yang keras dan doa yang rutin, kita akan mendapatkan impian kita.

Mungkin sekian dulu kisah perjuangan saya mendapatkan kampus gajah ini hehe. Cerita yang saya sampaikan tidak lengkap karena kalau lengkap gaakan habis dong hehehe. Salam perjuangan!


Komentar